Selasa, 05 Mei 2015

Asal mula Theater

Asal usul Theater

Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti seeing Place (Inggris). Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.

1.     Mengapresiasikan Karya Seni Teater
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat-tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ?

2.     Pengertian Teater
Dalam arti luas Teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.

 
         Teater juga dapat diartikan secara sempit Teater yang berarti kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.

3.   Unsur-unsur teater

Dalam sebuah pertunjukkan teater, ada beberapa unsur yag harus diperhatikan, diantara nya adalah sebagai berikut :

Ø  Tubuh manusia : unsur utama yang terdiri Pemeran pelaku/ pemain/actor
Ø  Gerak : unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
Ø  Suara : unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
Ø  Bunyi : efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
Ø  Rupa : unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
Ø  Lakon : unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)

4.     Bentuk – Bentuk Teater

Teater terbagi menjadi beberapa bentuk seperti yang akan kami bahas dibawah ini :

1.   Teater Tradisional
Teater tradisional dimulai sejak zaman sebelum Hindu, pada awalnya unsur teater tradisional digunakan dalam berbagai upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat Indonesia saat itu.

Pada saat itu, yang disebut “teater”, sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater saja, dan belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya.


Ciri-ciri utama Teater Tradisional :
ü  Menggunakan bahasa daerah.
ü  Ada unsur nyanyian dan tarian.
ü   Diiringi tetabuhaan (musik daerah).
ü  Dagelan/banyolan selalu mewarnai.
ü  Dilakukan secara improvisasi.
ü  Adanya keakraban antara pemain dan penonton.
ü  Suasana santai.

Macam macam teater tradisional :

a.
Teater Rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan , bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.

b. Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan kaum bangsawan.
Contoh : teater Wayang

c. Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan keraton . teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam masyarakat

d. Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe melainkan sebagai individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas.


2.   Teater Transisi (Modern)

Teater Transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain.
Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Cara penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater non-tradisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar